Cinta Bukan Segalanya

Ada yang bilang bahwa Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Ada juga yang bilang bahwa Cinta adalah kata-kata yang amat indah yang semua orang selalu mengagungkannya. Cinta mengandung banyak arti dan makna bagi setiap orang yang merasakannya.

Cinta adalah sebuah anugerah yang sangat luar biasa yang telah diberikan oleh Sang Pencipta kepada kita umat manusia. Dengan Cinta, kita bisa merasakan sebuah kebahagiaan, kebahagiaan mencintai dan dicintai. Tapi tak selamannya Cinta itu memberikan kebahagiaan, ada kalanya Cinta membawa sebuah kesengsaraan, penderitaan yang mungkin lebih kejam dari apapun. Ada pepatah mengatakan, "Ketika kita jatuh cinta, ibarat kita menggenggam setangkai bunga mawar. Semakin erat kita menggenggamnya, semakin terluka tangan kita".

Menjaga Sebuah Komitmen

"Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan untukmu istri-istri dari jenis mu sendiri suapaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih sayang. Sesungguh nya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir' (QS. Ruum :21)

Bila kita mencermati ayat diatas terdapat hikmah yang sangat mendalam bahwa Alloh menciptakan pasangan hidup untuk kepentingan kita agar kita merasakan ketentraman. Ketentraman bukanlah sesuatu yang datang kebetulan namun sudah dirancang dan direncanakan oleh Alloh dengan matang yaitu dengan ditanamkan nya rasa kasih sayang pada pasangan suami-istri. Bila kita mampu merawat dan memupuk kasih dan sayang maka keluarga kita menjadi indah, sejuk dan harmonis. Itulah yang disebut sebagai keluarga sakinah. Namun seringkali kasih sayang itu menjadi terkoyak dan terciderai karena terabaikannya komitmen. Pernikahan adalah sebuah komitmen yang harus dipegang teguh oleh setiap pasangan suami-istri. Komitmen dalam pernikahan melebihi komitmen dalam perjanjian apapun. Islam memandang pernikahan sebagai komitmen yang kokoh, sejajar komitmen Alloh dengan para nabi-Nya. Di dalam Al-Quran ada tiga perjanjian yang kokoh atau 'Mitsaqan Ghalizha'.